3. Ruang ketel uap, ruang transformator, dan tempat-tempat lain harus dipisahkan oleh dinding pemisah yang tidak mudah terbakar dengan tingkat ketahanan api minimal 2,00h dan lantai dengan tingkat ketahanan api minimal 1,50h. Tidak boleh ada bukaan pada dinding pemisah dan lantai. Jika pintu dan jendela harus dibuka pada dinding pemisah, pintu dan jendela tahan api dengan tingkat ketahanan api minimal 1,20h harus digunakan.
4. Bila ruang penyimpanan minyak dipasang di ruang ketel, volume penyimpanan totalnya tidak boleh melebihi 1,00 m3, dan sekat api harus digunakan untuk memisahkan ruang penyimpanan minyak dari ketel. Bila pintu perlu dibuka pada sekat api, pintu tahan api Kelas A harus digunakan.
5. Antara ruang transformator dan antara ruang transformator dengan ruang distribusi daya, harus digunakan dinding tahan api dengan tingkat ketahanan api minimal 2,00h untuk memisahkannya.
6. Trafo daya terendam oli, ruang sakelar kaya oli, dan ruang kapasitor tegangan tinggi harus menggunakan peralatan untuk mencegah penyebaran oli. Di bawah trafo daya terendam oli, peralatan penyimpanan oli darurat yang menyimpan semua oli di dalam trafo harus digunakan.
7. Kapasitas boiler harus sesuai dengan ketentuan yang relevan dari standar teknis terkini “Kode Desain Rumah Boiler” GB50041. Total kapasitas transformator daya terendam minyak tidak boleh lebih besar dari 1260KVA, dan kapasitas satu transformator tidak boleh lebih besar dari 630KVA.
8. Perangkat alarm kebakaran dan sistem pemadam kebakaran otomatis selain halon harus digunakan.
9. Ruang ketel berbahan bakar gas dan minyak harus mengadopsi fasilitas pelepas tekanan antiledakan dan sistem ventilasi independen. Bila gas digunakan sebagai bahan bakar, volume ventilasi tidak boleh kurang dari 6 kali/jam, dan frekuensi pembuangan darurat tidak boleh kurang dari 12 kali/jam. Bila bahan bakar minyak digunakan sebagai bahan bakar, volume ventilasi tidak boleh kurang dari 3 kali/jam, dan volume ventilasi yang bermasalah tidak boleh kurang dari 6 kali/jam.